RIAM MESI
MONUMEN TANJUNG PURI
BAGUNUNG PERAK
TABALONG ETHNIC FESTIVAL
MAKAM SYEKH MUHAMMAD NAFIS

Sabtu, 15 Agustus 2020

Beberapa Daftar Destinasi Wisata Tabalong

Hiburan adalah segala sesuatu – baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Pada umumnya hiburan dapat berupa musik, film, opera, drama, ataupun berupa permainan bahkan olahraga. 

Berwisata juga dapat dikatakan sebagai upaya hiburan dengan menjelajahi alam ataupun mempelajari budaya, dan Tabalong sangat cocok untuk dijadikan destinasi tempat wisata dalam negeri yang wajib kamu kunjungi, liburan bersama keluarga atau pun pasangan bisa semua. Untuk kamu yang ingin ke Tabalong tapi masih bingung memilih tempat wisata.



Tabalong merupakan salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kabupaten ini memiliki beberapa objek wisata yang patut di kunjungi oleh travelerBerikut adalah beberapa daftar wisata yang ada di Kabupaten Tabalong.

1.   WISATA ALAM

2.   WISATA RELIGI3.   WISATA BUATAN

Rabu, 12 Agustus 2020

Mappanretasi

 

Mappanretasi (bahasa Bugis Mappanre dan Tasi(Indonesia) memberi makan laut) atau lebih dikenal dengan Pesta Laut atau Pesta Pantai, adalah sebuah festival adat suku Bugis yang diturunkan secara turun-temurun dan dilaksanakan setiap bulan April di PagatanKabupaten Tanah BumbuKalimantan SelatanIndonesia.



Mappanretasi merupakan pelabuhan budaya bagi seluruh suku yang ada di kabupaten Tanah Bumbu. Festival yang dilangsungkan selama tiga minggu di bulan April ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rezeki yang dilimpahkan dari pantai Pagatan yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat bugis Pagatan yang berprofesi sebagai nelayan.



Secara umum, pelaksanaan Mappanretasi ini dilakukan dengan melarungkan atau menghanyutkan beberapa jenis makanan tertentu (bahasa Jawa: sajen), seperti pisang barengseng, pisang raja, nasi ketan putih, hitam, kuning, dan merah jambu (yang melambangkan unsur di bumi), serta ayam jantan hitam si Kadi dan ayam betina si Manis.



Sajen dan ayam-ayam ini dinaikkan di atas kapal nelayan yang sudah disiapkan, disambut oleh dayang-dayang Sanro. Sementara Sanro memberi aba-aba agar kapal bertolak dari pantai menuju ke titik tengah pantai (posisi ini telah ditentukan sebelumnya pada malam hari sebelum acara puncak dilaksanakan).



Setelah posisi tepat berada di titik tengah pantai yang telah ditentukan, upacara pemotongan ayam dan melarutkan sajenpun dilakukan, diiringi oleh doa selamat.

Festival Pasar Terapung


Pemerintah Kalimantan Selatan mengadakan festival budaya pasar terapung sebagai upaya untuk mendukung pariwisata dan budaya yang berasal dari kearifan lokal.Festival Budaya Pasar Apung diadakan setiap tahunnya bertempat di tepi sungai di depan kantor mantan gubernur yang menghadirkan Kampung Banjar .


Festival Pasar Terapung di Banjarmasin adalah pasar tradisional yang terletak di atas sungai Barito. Para pedagang dan pembeli di sini semua menggunakan fasilitas transportasi untuk menjajakan dan mencari barang dagangan. Biasanya para wisatawan yang datang ke kota Banjarmasin pasti akan meluangkan waktu untuk mengunjungi pasar terapung ini karena pasar ini merupakan pasar unik yang hanya ada satu di Indonesia, yaitu di kota Banjarmasin.


Festival Pasar Terapung menampilkan stand pameran dari beberapa kabupaten yang ada di kalimantan selatan dan ada juga sejumlah kegiatan yang menarik termasuk Parade Budaya, Karnaval Fashion Banjar, Festival Sinoman Hadad, Permainan Tradisional Balogo, Festival Kuliner Desa Banjar, Festival Kain Tradisional Sasirangan, dan kompetisi untuk Hotel dan Restoran Chef Terbaik, Jukung Tradisional Dekorasi Kapal, Fotografi , dan banyak lagi.


Sementara pedagang tradisional yang menjual barang di atas kapal tradisional yang terbuat dari kayu yang disebut jukung dan jukung dilengkapi dengan motor yang disebut kelotok untuk memamerkan aktivitas khas budaya sungai masyarakat Banjar.



TAMAN BUNGA POSKA


Taman Bungan Poska terletak di lokasi yang sangat strategis. Posisinya berada diantara 3 kabupaten yaitu Kebupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Namun secara geografis lokasi taman ini berada tepat di Desa Pematang RT 07, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.



Jarak dari Kota Paringin sekitar 21 km, dengan waktu tempuh mencapai 40 menitan. Bila berangkat dari Kota Tanjung Kabupaten Tabalong, maka rutenya adalah lurus terus menuju Kota Amuntai (HSU). Sampai di pertigaan perbatasan belok kanan dan lurus terus. Kira-kira sekitar 15 menit akan sampai di tempat wisata. Jarak dari Kota Tanjung sekitar 33 km dengan waktu tempuh 49 menitan. Jika masih bingung, tinggal bertanya saja kepada penduduk setempat yang sangat ramah memberikan arahan jalan.


Awal mula dibangunnya taman ini adalah dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar serta dan membantu pembangunan TK Al Quran. Namun tak diduga, pengunjung yang kerap membludak setiap harinya. Kondisi ini menjadi berkah kepada penduduk sekitar.Taman ini dibuka sejak pukul 07.00-17.00 Wita.Untuk memasuki taman tersebut, pengunjung diharuskan membeli tiket seharga Rp 3.000 per orang.Terdapat puluhan jenis bunga yang ditanam di taman ini.Tak hanya sebagai spot untuk berfoto, pengunjung juga akan dimanjakan wahana anak-anak oleh berbagai sajian kuliner yang berada di sekitar lokasi Taman Bunga Poska.

Selasa, 02 Juli 2019

TANJUNG PURI INDAH


Untuk menuju lokasi wisata ini jaraknya sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Tanjung, diperlukan waktu sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil. Di sepanjang perjalanan dan saat memasuki kawasan wisata, para pengunjung akan disuguhi hamparan pemandangan bernuansa hijau yang menyejukkan mata. Tempat ini sangat sangat cocok bagi seluruh anggota keluarga untuk berpiknik dan melepaskan diri dari kepenatan pekerjaan. Objek wisata yang satu ini terbilang asri, karena lokasinya di daerah perbukitan di sisi jalan trans Kalsel Kaltim.


ODTW Tanjung Puri terletak di Desa Kasiau, Kecamatan Murung Pudak Kabupeten Tabalong yang diseputaran danau dilengkapi dengan fasilitas buatan seperti jembatan, pondok peristirahatan atau saung yang berada di tengah tengah danau dengan arsitektur unik berbentuk Joglo, persenggarahan, sekitar danau juga dilengkapi tempat bermain anak-anak diantaranya sepeda air, jukung, dan Camping Ground. Disamping itu DTW ini juga dilengkapi dengan sebuah restoran (rumah makan) sederhana yang menghidangkan masakan khas seperti ikan mas.

Senin, 01 April 2019

CALENDER EVENT 2019


Selasa, 12 Maret 2019

MASJID PUSAKA






Masjid Pusaka Banua Lawas adalah sebuah masjid tua yang terletak di desa Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Masjid ini juga sering disebut Masjid Pasar Arba karena pada hari rabu (arba), jumlah para pengunjung/peziarah lebih banyak dari hari-hari yang lain.
Di masjid tertua di Kabupaten Tabalong yang dikeramatkan itu, selain menjadi tempat ibadah, juga menjadi tonggak atau bukti sejarah diterimanya Islam bagi suku Dayak Maanyan di Kabupaten Tabalong.
Masjid ini ramai dikunjungi atau diziarahi umat Islam, termasuk dari Kaltim. Di Masjid Pusaka ini, selain masih tersimpan beduk asli dan petaka sepanjang 110 cm. Keberadaannya sejak masjid dibangun tahun 1625 masehi yang diprakarsai Khatib Dayan dan saudaranya Sultan Abdurrahman (dari Kesultanan Banjar yang berpusat di Kuin). Khatib Dayan dibantu tokoh-tokoh masyarakat Dayak, juga Datu Ranggana, Datu Kartamina, Datu Saripanji, Langlang Buana, Taruntung Manau, Timba Sagara, Layar Sampit, Pambalah Batung dan Garuntung Waluh.

Peninggalan
Di teras depan Masjid Pusaka, ada dua tajau (guci tempat penampungan air yang dulunya digunakan suku Dayak untuk memandikan anak yang baru lahir). Kendati diterpa atau disengat matahari, namun dua tajau yang usianya mencapai 400 tahun itu tak berubah warnanya.
Para peziarah ke sana tak lupa membawa pulang air dalam tajau itu karena diyakini warga memiliki berkah digunakan cuci muka atau diminum. Kebanyakan mereka datang ke Masjid Pusaka pada hari Rabu karena bertepatan hari pasar di Banua Lawas. Mereka menyempatkan diri ziarah, selain untuk beribadah antara lain sembahyang sunat tahiyatul masjid dan membaca surah Ya Sin, juga ada yang mengaku membayar nazar, karena harapannya terkabul.
Di samping masjid terdapat pekuburan warga setempat sejak dahulu dan salah satu yang mencolok adalah bangunan (kubah) yang merupakan makam pejuang Banjar bernama Penghulu Rasyid.



Deskripsi Bangunan
Masjid Pusaka Banua Lawas berdiri di atas lahan berpagar besi dan di bagian depan terdapat pintu gerbang yang terbuat dari beton dan dua pintu dari besi. Halaman sebelah kiri (selatan) terdapat kompleks makam yang berhadapan langsung dengan sungai Hanyar. Sedangkan di sebelah kanan (utara) dan belakang (barat) masjid juga terdapat kompleks makam yang cukup luas. Makam-makam ini adalah makam kuno, tetapi banyak yang tidak diketahui. Diantara makam-makam yang berada di sebelah utara masjid terdapat makam Penghulu Rasyid, seorang pemimpin dan penyebar agama Islam pada waktu itu.
Masjid Pusaka BAnua Lawas berdenah segi empat berarsitektur tradisional. Bahannya sebagian besar tebuat dari kayu. Menurut informasi dari masyarakat, bahwa bangunan asli masjid ini beronstruksi panggung, tetapi sekarang lantai punggungnya sudah diurug dengan tanah dan ditutup ubin. Bangunan masjid memiliki serambi dan bangunan utama. Di dalam bangunan utama berdiri tiang-tiang, mihrab, mimbar.
Serambi
Untuk masuk ke serambi harus melalui enam anak tangga yang terbuat dari pasangan bata. Di samping kanan tangga terdapat dua buah guci tempat menampung air untuk cuci kaki. Serambi terletak di sekeliling masjid dan memiliki kandang (pagar) yang terbuat dari besi. Ukuran serambi depan yaitu lebar 3,10 m, panjang 20,28 m. Serambi muka ditopang oleh tujuh buah tiang terbuat dari kayu ulin, dan di antara tiang terdapat kandang (semacam pagar teralis/jeruji besi) yang jumlahnya masing-masing tidak sama. Kandang serambi depan dapat dibuka kea rah dalam dan dapat ditutup kembali. Di tengah ruangan serambi depan terdapat lima buah tiang yakni yang dilapis dengan semen serta ubin pada seperempat bagian bawah. Kandang serambi sebelah kiri dan kanan masjid masing-masig mempunyai delapan tiang, sedangkan kandang serambi belakang mempunyai sepuluh tiang. Lantai serambi ditutup dengan keramik (jenis mozaik) bermotif geometris dan polos dengan warna kebiru-biruan. Dipojok kiri serambi depan terdapat sebuah bedug yang sudah tua. Bedug ini terbuat dari kayu bulat yang dilubangi dan ditutup dengan kulit sapi.
Ruang Utama
Ruang utama masjid berukuran 13,85 m x 13,85 m. Bangunan ini dipotong oleh 1`6 tiang, empat buah tiang diantaranya merupakan tiang utama (soko guru) dengan ukuran cukup besar, rata-rata berdiameter 41 cm. Sedangkan tiang-tiang lain diameternya rata-rata berukuran 27 cm. Semua tiang yang berada di dalam masjid ini berpenampang segi delapan dan dicat dengan warna putih. Penampang tiang segi delapan ini dekerjakan dengan alat yang sangat sederhana yakni dengan cara ditatah, hal ini Nampak pada permukaan tiang yang masih kasar. Diantara keempat tiang utama terdapat sebuah tangga lingkar terbuat dari kayu dengan anak tangga berjumlah 12 buah melingkari sebuah tiang bulat hingga keatas. Di ujung tangga bagian atas terdapat semacam balkon berdenah segi empat sebagai tempat bilal mengumandangkan adzan. Tiang-tiang utama di dalam masjid mempunyai sambungan pada masing-masing ujungnya. Tiap sambungan ini tebuat dari bilah-bilah kayu yang diikat menjadi satu yang menghubungkan atap tingkat pertama ke atap tingkat kedua, kemudian kea tap tingkat ketiga.
Dinding ruang utama masjid terbuat dari papan ulin yang dipasang susun vertical dan dicat warna putih dan hijau muda. Pada dinding depan terdapat pintu masuk berjumlah tiga buah dan jendela sepuluh buah. Masing-masing pintu dan jendela memiliki dua daun pintu dan dua daun jendela. Di atas pintu dan jendela sampai ke plafon dipasng kaca bercorak Eropa dengan warna biru, hijau muda, dan merah muda. Daun pintu maupun jendela berbentuk ram dengan kisi-kisi terbuat dari kayu, jumlah kisi-kisi setiap daun pintu maupun jendela 25 bilah. Pada dinding masjid sebelah kiri terdapat lima buah pintu. Di atas pintu terdapat lobang angina tau ventilasi (dahi lawang) berhiaskan ukiran tembus bermotif daun-daunan atau flora, namun sepintas lalu ventilisasi tersebut tampak seperti motif kepala singa yang disamarkan.
Dinding masjid sebelah kanan juga mempunyai lima buah pintu dengan bentuk yang sama dengan pintu-pintu sebelah kiri., Pintu-pintu tersebut juga mempunyai ventilasi di atasnya sama dengan ventilasi pada pintu-pintu dinding masjid sebelah kiri. Dinding belakang menyatu dengan ruangan pengiriman (mihrab). Di bagian ini ada dua buah pintu yang masing-masing berada di sebelah kanan dan kiri maihrab. Bentuk pintu dan ventilasinya maupun warna cat sama dengan pintu-pintu lainnya.Lantai ruang utama agak tinggi dari tanah dasar (diurug) dan di tutup dengan ubin teraso berwarna hijau muda, berukuran 20 x 20 cm. Setiap empat buah pasangan ubin dipasang pula satu baris ubin bermotif sebagai garis batas shaf untuk sholat berjamaah. Bangunan ruang utama masjid ini beratap tiga tingkat berdenah segi empat. Atap paling atas atau tingkat ketiga berbentuk pyramid, atapnya sirap dilapis dengan seng. Begitu pula atp kedua dan pertama juga terbuat dari sirap yang dilapisi dengan seng sehingga jika dilihat dari luar semua atapnya memakai seng.
Antara atap dan tingkat pertama, kedua dan ketiga terdapat semacam celah (lubang angin) yang dipasang kaca bening. Kerangka kaca tersebut bentuknya seperti susunan bata berkotak-kotak. Jika dilihat dari dalam, seluruh atap masjid mempunyai langit-langit/plafon. Atap pertama plafonnya terbuat dari papan tripleks/plywood yang dipasang seperti susunan batu bata. Plafon seperti ini juga terdapat pada selasar yang terdapat di sekeliling masjid. Sedangkan plafon atap kedua dan ketiga terbuat dari bilah-bilah papan yang dipasang secara membujur kearah Timur dan Barat.
Bangunan mihrab dibangun menyatu dengan bangunan ruang utama, terutama pada dinding dan lantainya, tetapi mempunyai atap/kubah tersendiri. Bangunan mihrab berdenah segi delapan, atapnya dua tingkat dan diantara kedua tingkat atap tersebut terdapat celah/pemisah berupa dinding kaca. Kaca ini dipasang berkotak-kotak seperti pasangan bata. Jumlah kotak kaca pada masing-masing bidang adalah sepuluh kotak. Dinding bidang sebelah timur hanya dipasang dengan papan dalam posisi vertical. Atap mihrab tingkat pertama dankedua masih beratapkan sirap, namun kubahnya terbuat dari seng. Kubah mihrab bergaya Timur Tengah dan mempunyai pataka dipuncaknya dengan ragam hias yang lebih sederhana disbanding pataka yang terdapat pada ruang utama. Mihrab mempunyai jendela sebanyak enam buah namun tidak mempunyai pintu keluar. Jendela tersebut berada pada dinding/ penampang sebelah barat atau persis beraa di bawah dinding kaca yang memisahkan antara atap pertama dengan atap kedua.
Masing-masing jendela berukuran 0,50 x 1,61 m dan satu buah jendela mempunyai dua buah daun jendela yang dipasang kaca warna warni ,mengililingi kaca bening. Diantara enam buah jendela tersebut, terdapat empat buah jendela yang mempunyai ventilasi namun ditutup sengan kaca bening dan diberi teralis besi. Di atas ventilasi tersebut masih ada dinding terbuat dari kaca yang menempel langsung dengan atap pertama . Celah yang memisahkan atap pertama dengan kedua, terdapat semacam jendela/lubang cahaya yang dipasang kaca dan pada sebelah dalam dipasang papan dari kayu ulin secara vertical yang tampak seperti dinding. Langit-langit bagian dalam mihrab juga dipasang palfon bercat putih terbuat dari papan yang dipasang membujur arah timur barat. Lantai dalam mihrab terbuat dari ubin teraso yang kualitasnya cukup baik, hiasannya bermotif flora (bunga) dalam bentuk segi empat.  Batas ruang dalam mihrab dengan ruang utama ada semacam gapura berbentuk setengah lingkaran dan tepat di bagian atasnya terdapat pula hiasan berbentuk kubah terbalik.
Di dalam mihrab terdapat mimbar tempat khotib menyampaikan khotbah. Mimbar tersebut  bertangga di bagian mukanya dengan jumlah anak tangga sebanyak tiga buah. Mimbar berbentuk kotak segi empat dan mempunyai ruang di dalamnya. BAngunan ini di bagian atas dpan berbentuk lengkungan setengah lingkaran. Di samping kiri dan kanan mimbar terdapat semacam jendela namun tidak berdaun pintu. Mimbar dilengkapi dengan sebuah tongkat yang terbuat dari kayu ulin yang pada ujungnya memiliki dua mata tombak terbuat dari besi (dwisula). Tangga mimbar mempunyai pegangan di kiri dan kananya. Pegangan tersebut berbentuk semacam lilitan akar. Di dinding belakang dan atas mimbar terdapat ukiran yang dipasang terbalik, artinya ukiran tersebut hanya dapat dilihat dari dalam mimbar (lewat jendela dan pintu mimbar). Ukiran ini bermotif salur-salur daun dan bunga-bungan. Menurut informasi ukiran ini dulunya berada di bagian kiri dan kanan mimbar sebelah bawah dan merupakan peninggalan Penghulu Rasyid. Mimbar dan tangganya bercat putih, kecuali pada pegangan anak tangga dicat warna hijau.

Awalnya tempat pemujaan Kaharingan
Versi lain terdapat dalam tradisi lisan yang berkembang di daerah Banua Lawas dan sekitarnya yang menyebutkan bahwa tepat di lokasi Masjid Pusaka Banua Lawas yakni masjid tua berarsitektur tradisional beratap tumpang tiga, jauh sebelum agama Hindu dan Islam berkembang, sudah berdiri semacam pesanggra­han atau tempat pemujaan keper­cayaan Kaharingan suku Maanyan dalam bentuk yang sederhana. Tempat pemujaan itu diang­gap sakral, dan man­faatnya terasa sangat penting bagi orang-orang Maanyan yang pada masa itu banyak bermukim di Banua Lawas.

Mereka kemudian menyebut daerah lokasi bangunan pemujaan tersebut sebagai Banua Lawas atau Banua Usang. Suatu kemungkinan menunjukkan bahwa aktivitas masyarakat, kemunculan, dan berkembangnya daerah-daerah lain di sekitarnya berawal dari Banua Lawas ini.




Kemungkinan peristiwa besar ter­jadi yang memaksa mereka harus meninggalkan kampung halaman dan bermukim atau membangun pemukiman baru, dan akhirnya mereka menyebut kampung yang ditinggalkan tersebut sebagai Banua Lawas.

Tradisi lisan yang berkembang di Banua Lawas menyebutkan bahwa sebagian orang-orang Maanyan menyingkir karena mereka tidak bersedia menerima Islam sebagai agama mereka. Tetapi kemungkinan lainnya adalah berkaitan dengan para imigran pelarian dari Jawa yang datang aki­bat kerusuhan politik di daerah asalnya dan mendirikan kerajaan baru di pulau Hujung Tanah berna­ma Negara Dipa.




Sumber :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Pusaka_Banua_Lawas
- http://visittabalong.blogspot.co.id