Selasa, 12 Maret 2019

GELAR BUDAYA DAYAK DEAH



Kegiatan rutin tahunan yang digelar oleh Lembaga Adat Dayak Deah ini, bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya Dayak Deah, sekaligus juga mendorong sektor pariwisata di Tabalong.


Suku Dayak Dusun Deah merupakan salah satu suku Dayak dari rumpun Ot Danum//rumpun Barito Raya. Kelompok Dusun ini mendiami Desa Gunung Riut (Balangan) dan sebagian desa-desa di Kecamatan Upau, Muara Uya, Haruai, dan Bintang Ara yang terletak di bagian Utara, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Oleh karena itu suku yang kabarnya bermigrasi dari wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, Kaltim ke wilayah Kalsel ini juga disebut Dayak Tabalong.
Kata 'deah'  dalam Bahasa Dayak Deah berarti 'tidak'. maksudnya suku Dayak Deah walaupun beberapa di anataranya sudah memeluk agama Islam namun mereka tetap teguh menyatakan dirinya sebagai orang Dayak. Tidak seperti suku Dayak lainnya yang kemudian beralih menjadi orang Banjar (Melayu).
Adat Kampung Sepuluh adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut aturan adat yang mengikat di sepuluh kampung yang terdapat pada Kecamatan Bintang Ara, Haruai, dan Upau. Kesepuluh kampung tersebut merupakan satu kesatuan wilayah adat Dayak dari suku Dusun Deyah yang dipimpin oleh seorang Kepala Adat Kampung Sepuluh. Wilayah kesatuan adat tersebut meliputi dusun/desa Pamintan Raya, Dambung Raya, Kaong, Upau Jaya, Pangejak, Dambung Suring, Kembang Kuning, Kinarum, dan lainnya. Sejumlah kegiatan Dayak Deah Adat Kampung Sepuluh digelar meliputi persiapan kegiatan, mencakup kegiatan memasak lamang, menungkih kayu (membelah kayu), dan menumbuk padi. Dilanjutkan dengan Pawai Budaya yang menampilkan berbagai pakaian khas yang digunakan masyarakat Dayak Deyah dalam kegiatan sehari-hari. Serta pembukaan yang ditandai dengan Serah terima Babatan kepada pelaksana dan sambutan dari Bupati Tabalong. Selain itu ada pertunjukan seni tari tradisional dan alam seni dengan berbagai pertunjukan dan tari pergaulan Masyarakat Dayak Deah. Kegiatannya lainnya yaitu mengenalkan aktivitas sehari-hari masyarakat Dayak Deah antara lain pondok-pondok asli Dayak Deah, kegiatan bertani, menangkap ikan/hewan buruan, dan kuliner khas lokal. Selain itu ada permainan tradisional, mengolah makanan/kudapan tradisional, pertunjukan seni tradisional, dan malam seni dengan berbagai pertunjukan dan tari pergaulan Masyarakat Dayak Deah.
Dan juga diadakannya Upacara Manaik Manau, yakni upacara khas Dayak Deah, ujian bagi pemuda Dayak Deah berupa menaiki/memanjat pohon manau, sejenis rotan berukuran besar berduri dengan menggunakan tangan dan kaki telanjang. Upacara ini sendiri diiringi Tarian Balian. Kemudian dilanjutkan dengan Upacara Adat Pengembalian Babatan dan penutupan.

sumber-sumber :

Tidak ada komentar:
Write Comments