Kegiatan
rutin tahunan yang digelar oleh Lembaga Adat Dayak Deah ini, bertujuan untuk
memperkenalkan seni dan budaya Dayak Deah, sekaligus juga mendorong sektor
pariwisata di Tabalong.
Suku Dayak Dusun Deah merupakan salah satu suku Dayak
dari rumpun Ot Danum//rumpun Barito Raya. Kelompok Dusun ini mendiami
Desa Gunung Riut (Balangan) dan sebagian desa-desa di Kecamatan Upau,
Muara Uya, Haruai, dan Bintang Ara yang terletak di bagian Utara,
Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Oleh karena itu suku yang kabarnya
bermigrasi dari wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, Kaltim ke wilayah Kalsel
ini juga disebut Dayak Tabalong.
Kata 'deah' dalam Bahasa Dayak Deah berarti 'tidak'. maksudnya suku Dayak Deah walaupun beberapa di anataranya sudah memeluk agama Islam namun mereka tetap teguh menyatakan dirinya sebagai orang Dayak. Tidak seperti suku Dayak lainnya yang kemudian beralih menjadi orang Banjar (Melayu).
Kata 'deah' dalam Bahasa Dayak Deah berarti 'tidak'. maksudnya suku Dayak Deah walaupun beberapa di anataranya sudah memeluk agama Islam namun mereka tetap teguh menyatakan dirinya sebagai orang Dayak. Tidak seperti suku Dayak lainnya yang kemudian beralih menjadi orang Banjar (Melayu).
Adat Kampung Sepuluh adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menyebut aturan adat yang mengikat di sepuluh kampung yang
terdapat pada Kecamatan Bintang Ara, Haruai, dan Upau. Kesepuluh kampung
tersebut merupakan satu kesatuan wilayah adat Dayak dari suku Dusun Deyah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Adat Kampung Sepuluh. Wilayah kesatuan adat
tersebut meliputi dusun/desa Pamintan Raya, Dambung Raya, Kaong, Upau Jaya,
Pangejak, Dambung Suring, Kembang Kuning, Kinarum, dan lainnya. Sejumlah
kegiatan Dayak Deah Adat Kampung Sepuluh digelar meliputi persiapan kegiatan,
mencakup kegiatan memasak lamang, menungkih kayu (membelah kayu), dan
menumbuk padi. Dilanjutkan dengan Pawai Budaya yang menampilkan berbagai
pakaian khas yang digunakan masyarakat Dayak Deyah dalam kegiatan sehari-hari.
Serta pembukaan yang ditandai dengan Serah terima Babatan kepada pelaksana dan
sambutan dari Bupati Tabalong. Selain itu ada pertunjukan seni tari tradisional
dan alam seni dengan berbagai pertunjukan dan tari pergaulan Masyarakat Dayak
Deah. Kegiatannya lainnya yaitu mengenalkan aktivitas sehari-hari masyarakat
Dayak Deah antara lain pondok-pondok asli Dayak Deah, kegiatan bertani,
menangkap ikan/hewan buruan, dan kuliner khas lokal. Selain itu ada permainan
tradisional, mengolah makanan/kudapan tradisional, pertunjukan seni
tradisional, dan malam seni dengan berbagai pertunjukan dan tari pergaulan
Masyarakat Dayak Deah.
Dan
juga diadakannya Upacara Manaik Manau, yakni upacara khas Dayak Deah,
ujian bagi pemuda Dayak Deah berupa menaiki/memanjat pohon manau,
sejenis rotan berukuran besar berduri dengan menggunakan tangan dan kaki
telanjang. Upacara ini sendiri diiringi Tarian Balian. Kemudian
dilanjutkan dengan Upacara Adat Pengembalian Babatan dan penutupan.
sumber-sumber :
- http://ronabudaya.blogspot.co.id/2015/02/ragam-budaya-dayak-deah-bakal-ramaikan.html
- tribun tabalong
- tribun tabalong
Tidak ada komentar:
Write Comments