Selasa, 12 Maret 2019

BADUDUS DAN BABARASIH BENDA PUSAKA


Tradisi Badudus ini bertujuan untuk membentengi diri dari berbagai masalah kejiwaan yang datang dari luar dan dalam diri seseorang. sedangkan Babarasih Pusaka ialah tradisi memandikan (membersihkan) benda pusaka yang oleh masyarakat banjar sering dilakukan pada saat bulan Muharram dengan tata cara khusus. Badudus atau ada juga menyebutnya Bapapai adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar dalam bentuk ritual mandi (Bamandi-mandi) yang biasanya untuk mensucikan diri calon pengantin, pengobatan terhadap seseorang, dan juga saat hamil tujuh bulan (tian mandaring). Secara umum, makna ritual Badudus adalah pembersihan diri, baik lahir maupun batin. Tradisi Badudus ini, bertujuan untuk membentengi diri dari berbagai masalah kejiwaan yang datang dari luar dan dalam diri seseorang. Sedangkan Babarasih Pusaka ialah tradisi memandikan (Membersihkan red) benda pusaka yang oleh masyarakat Banjar sering dilakukan saat bulan Muharram kalender Islam (Hijriyah) dengan tata cara khusus.
Badudus dan Babarasih Pusaka diawali dengan membersihkan benda-benda pusaka yang berupa, Keris, Pisau, Kayu Ulin, Tombak, Guci, Payung serta benda benda sejenis lainnya yang kesemua benda tersebut, merupakan benda-benda yang sudah diwariskan secara turun-menurun. Untuk pelaksanaannya sendiri, benda-benda pusaka tersebut direndam terlebih dahulu dengan air kelapa selama tiga hari tiga malam. Setelah itu, semua benda pusaka dimandikan (disiram) lagi dengan air hidup yakni, air sungai yang mengalir (air hidup). Terakhir, benda pusaka ini harus dimandikan lagi oleh orang yang merupakan Juriat (Juru kunci) dengan tata cara dan rangkaian ritual berupa doa khusus. Kegiatan ritual yang dilakukan erat hubungannya dengan diri kita sendiri. Yang pastinya untuk membersihan diri baik jiwa maupun raga supaya nantinya bersih secara keseluruhan, memiliki kepribadian yang bagus dan menjadi lebih baik kedepannya di tahun baru Islam.

Tradisi ini, biasanya dikhususkan bagi orang yang sudah memiliki keturunan jadi bagi orang yang tidak mempunyai keturunan, ritual ini tidak perlu dilaksanakan. Ini karena keturunan orang yang mempunyai pusaka bisa terkena penyakit aneh atau kesurupan atau istilahya kena Pingit, jika pusakanya tidak dibarasihi. Semua hanya tradisi jadi terserah kepada kita, untuk itu kita harus kembalikan lagi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

 
















Sumber-sumber:
http://pariwisatakalsel.com
- http://metro7.co.id

Tidak ada komentar:
Write Comments